Bupati Jember Pimpin Apel Hari Bela Negara dan Hari Ibu 2024
JEMBER, Bupati Jember Hendy Siswanto memimpin apel Hari Bela Negara ke 76 dan Hari Ibu ke 96, di Alun-alun Jember Nusantara, Selasa 24 Desember 2024.
Bupati Hendy membacakan amanat Presiden RI Prabowo Subianto dalam Peringatan Hari Bela Negara ke-76 Tahun 2024 dilanjutkan dengan membacakan sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi.
Peringatan Hari Bela Negara ke-76 bertujuan mengenang perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan dalam mempertahankan kedaulatan negara. Untuk tema pada tahun ini, yaitu “Gelorakan Bela Negara untuk Indonesia Maju”
Latar belakang Hari Bela Negara berkaitan erat dengan peristiwa bersejarah yang terjadi di Indonesia. Peristiwa itu adalah pembentukkan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada 19 Desember 1948 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Kala itu, Agresi Militer Belanda ke-2 mampu merebut ibu kota negara, Yogyakarta, dan meringkus Presiden Soekarno, dan Wakil Presiden, Mohammad Hatta. Termasuk, beberapa menteri kabinet sehingga Menteri Kemakmuran, Syafruddin Prawiranegara, diperintahkan segera membentuk PDRI.
“Setiap individu memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Rusdy.
Ia menyampaikan, dalam konteks bela negara, terdapat lima nilai dasar bela negara, yakni cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, Pancasila, rela berkorban dan kemampuan awal bela negara. Hal tersebut menjadi landasan untuk membentuk mental dan fisik yang tangguh.
Peningkatan eskalasi geopolitik global dan ancaman keamanan internasional dilihat Presiden Prabowo, berpotensi membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Karena itu, ia meminta setiap komponen di Sulteng mendukung penuh Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata).
Semuanya sebagai strategi pertahanan terbaik Indonesia dan program-program Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN). Hal yang selaras dengan Asta Cita dalam konteks memperkokoh ideologi Pancasila dan memperkuat pembangunan SDM menuju Indonesia Emas 2045.
Sementara itu, dalam rangka memperingati Hari Ibu, Bupati Hendy menyebut perjuangan para perempuan tak pernah lekang semangatnya dalam mencapai kehidupan yang lebih baik bagi generasi penerus. Tak terbilang lagi pahlawan perempuan yang namanya tetap harum hingga kini dan terus menjadi inspirasi. Sebut saja, RA Kartini, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Nyi Ageng Serang, Martha Christina Tiahahu, Rasuna Said, Laksmana Malahayati dan masih banyak lagi.
Salah satu titik penting perjuangan pergerakan perempuan di masa pra kemerdekaan dan menjadi tonggak sejarah tersendiri adalah ketika diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada 22 Desember 1928, di Yogyakarta.
Momentum bersejarah ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Nasional pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno, yang dinamakan Hari Ibu. Inilah yang membedakan Hari Ibu di Indonesia dengan peringatan “Mother’s Day” di beberapa negara di dunia.
Perjuangan gerakan perempuan ini membawa keyakinan baru bagi perempuan- perempuan Indonesia, bahwa pemenuhan hak dan kesetaraan akan mengantarkan mereka untuk dapat berjalan bersama-sama, serta menjemput kesempatan yang sama.
Bahwa ruang untuk berkontribusi adalah milik semua.
“Keyakinan ini tentunya sangat esensial bagi kemajuan Indonesia, karena perempuan mengisi hampir setengah dari populasi Indonesia,” kata Bupati Hendy.
Bupati Hendy meminta para perempuan di Jember untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah, yang akan menentukan pula kemajuan Indonesia. (ipf)