Dukung Program Gubernur Jatim, Bupati Jember Canangkan Sidomulyo Menjadi Desa Devisa
JEMBER, Dalam upaya mewujudkan target Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk terus meningkatkan desa devisa di Jawa Timur, Bupati Jember Ir. H. Hendy Siswanto mencanangkan Desa Sidomulyo Kec. Silo Jember menjadi desa devisa pertama di Jember.
Desa Sidomulyo merupakan desa penghasil komoditas kopi unggulan di Kabupaten Jember.
Para petani kopi Desa Sidomulyo yang tergabung dalam Koperasi Ketakasi dibina oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember.
Bupati Hendy Siswanto menyatakan Desa Sidomulyo layak dan memenuhi syarat menjadi Desa Devisa berdasarkan kualitas produk serta manajemen hulu hilir yang baik.
Dalam pertemuan tersebut, dilakukan MOU antara Koperasi Ketakasi dengan PT. Bright Java Indonesia yang nantinya akan mengekspor kopi Sidomulyo ke Amerika Serikat.
“Keren, ini kolaborasi Kades Sidomulyo, dengan binaan Kantor Bank Indonesia Jember menghasilkan kopi yang layak ekspor,” ungkap Bupati Hendy Siswanto.
Bupati Hendy juga menegaskan kepada pimpinan PT. Bright Java Indonesia bahwa kopi Jember bukan hanya dari Desa Sidomulyo.
“Banyak juga desa lainnya penghasil kopi di Jember, dan lagi Jember itu satu-satunya kota di Indonesia yang ada Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, jadi tinggal bilang saja butuh kopi yang seperti apa,” ujar Bupati Hendy.
Desa Devisa merupakan program yang diinisiasi oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai program pendampingan berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas (community development).
Desa yang memiliki produk unggulan dan orientasi ekspor berkesempatan mengembangkan potensinya. Akses pasar lebih luas dan pendampingan pengolahan produk bisa mendongkrak kesejahteraan ekonomi, sosial masyarakat.
Adapun kriteria dari LPEI untuk Desa Devisa, antara lain, pertama, desa itu memiliki produk hasil ciptaan sendiri. Kedua, punya keunikan. ketiga, punya pasar ekspor dan keempat, dilakukan oleh banyak orang di satu desa dan disertai kelembagaan kelompok yang mendukung.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, pada Oktober 2021, baru 3 desa di Jawa Timur yang telah disetujui oleh LPEI. (ipf)