Dapat SK serta Honor Naik, GTT-PTT Gelar Syukuran Bersama Bupati dan Wabup Jember
JEMBER – Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap (GTT-PTT) menggelar tasyakuran atas diberikannya Surat Keputusan (SK) Bupati Jember kepada mereka. Selain itu, syukuran atas honor mereka juga naik.
Para GTT-PTT tersebut makan bersama dengan menu utama sate dan gulai di depan Pendopo Bupati Jember, Jumat (9/4/2021) pagi.
Mereka juga mengundang Bupati dan Wakil Bupati Jember ikut memanggang sate dan sarapan bersama mereka.
Bahkan warga umum yang sedang berolahraga pagi di sekitar Pendopo, juga diundang untuk sarapan bersama.
Salah satu GTT, Nur Fadli mengatakan “pesta sate” ini merupakan nadzarnya apabila GTT-PTT yang diperjuangkannya selama 5 tahun terakhir dapat menerima SK.
Fadli menambahkan, bahkan tidak hanya menerima SK, GTT-PTT juga dinaikkan honornya oleh Bupati Jember Hendy Siswanto.
“Ini sebuah nadzar saya, sejak lama. Jika GTT-PTT itu sukses dapat SK, saya akan menyembelih dua ekor kambing. Karenanya, pagi ini saya lakukan sekaligus kita membuat sate dan mengajak Bupati dan Wabup, untuk sarapan bareng dengan kami serta warga yang kebetulan lewat,” kata Fadli sambil tersenyum.
Tak hanya sembelih dua ekor kambing, rupanya Fadli juga mencukur gundul rambutnya sebagai wujud syukur.
“Setelah 18 tahun saya menjadi guru tidak tetap, akhirnya sekarang saya dapat SK. Dan Alhamdulillah saya telah diangkat melalui jalur P3K (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) gajinya Rp 2,9 juta. Nah untuk GTT-PTT, Alhamdulillah meski pun belum seluruhnya telah mengalami kenaikan honor di atas 100 persen, bervariasi dari 700 ribu saat ini menjadi Rp 1,6 juta-Rp 1,8 juta,” ungkap Fadli.
Bupati Jember Hendy Siswanto berpesan, agar para GTT-PTT semakin maksimal dalam bekerja. Apalagi, setelah dikembalikan kepada zonasi mengajarnya sesuai tempat tinggalnya pasca terbitnya SK penempatan dan kenaikan besarnya honor yang mereka terima.
“Sudah tahulah bahwa GTT-PTT kita kembalikan sesuai zonasi (mengajarnya sesuai tempat tinggal). Meskipun ada yang memilih tetap di zonasi yang baru, karena sudah keenakan ditempat yang baru padahal dulu tidak mau. Intinya dengan zonasi ini, guru-guru bisa maksimal kerjanya di situ,” harap Bupati. (ipf)