Dialog Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka di Kabupaten Jember
JEMBER – Kolaborasi antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Jember serta Pemerintah Kabupaten Jember menyelenggarakan dialog publik bertajuk “Ayo Sekolah Menyambut Pembelajaran Tatap Muka”,Rabu (07/04/2021).
Acara yang berlangsung di Pendopo Wahyawibawagraha ini dengan narasumber Sekretaris Daerah Ir. Mirfano, Anggota Komisi D DPRD Jember Ardi Pudjo Prabowo, Wakapolres Kompol Kadek Ari Mahardika dan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jember dr. Alfi Yudisianto.
Hadir sebagai peserta dialog Plt Kepala Dinas Pendidikan Drs. Bambang Haryono, M.M, perwakilan dari masing-masing lembaga pendidikan serta perwakilan dari wali murid.
Dalam dialog tersebut banyak pihak yang mendorong segera diadakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM), melihat dari kesiapan sekolah dan efek negatif jika pembelajaran tetap dilakukan secara online atau dalam jaringan (daring).
Anggota Komisi D DPRD Ardi Pudjo Prabowo mengaku hampir setiap hari kedatangan tokoh maupun kelompok masyarakat yang sangat ingin adanya PTM.
“Desakan masyarakat sangat berharap ada pertemuan tatap muka kami mengapresiasi PWI dan pemerintah daerah untuk mengadakan dialog publik ini sehingga akan menjadi referensi kita juga untuk disampaikan pada Bupati selaku kepala daerah,” kata Ardi Pudjo Prabowo.
Ardi menambahkan bahwa lembaga sekolah di Kabupaten Jember sudah sangat siap dalam menjalankan protokol kesehatan yang diprasyaratkan oleh Satgas Penanganan Covid-19 maupun dari IDI Jember.
Dia juga telah meminta kepada Bupati Jember untuk menambah kuota vaksinasi khusus untuk para guru dan murid.
“Vaksin pertama untuk guru sejumlah 2.400, kami berharap karena jumlah guru di Jember ini luar biasa ya, dan Bupati saat beraudiensi dengan kami bahwa beliau telah meminta tambahan vaksinasi khususnya untuk para guru,” jelas Ardi.
Namun menurut dr. Alfi Yudisianto selaku Ketua IDI Jember menyatakan IDI Jember belum merekomendasikan adanya PTM Di Kabupaten Jember, berdasarkan beberapa pertimbangan.
Pertama dia mengatakan bahwa tingkat kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan masih belum disiplin.
Dia menyontohkan masih banyak masyarakat kita ketika berbicara ini maskernya tidak menutupi mulut dan hidung, melainkan maskernya menutupi lehernya.
Kedua dari tingkat positivity rate masih di atas 5 persen sehingga dari IDI belum bisa merekomendasikan.
Mengenai vaksinasi, dr. Alfi mengatakan bahwa vaksinasi sifatnya mengurangi fatality rate persebaran virus.
“Kami dari IDI belum merekomendasikan adanya PTM ini, namun demikian keputusan ada di pemerintah, kalaupun nantinya sudah diputuskan akan diadakan PTM harus tetap memperhatikan kesiapan itu tadi,” tegasnya. (ipf)